Senin, 20 Februari 2012

PERAN TATA RUANG DALAM PENGATURAN RUANG PERPUSTAKAAN LEMBAGA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN


 PERAN TATA RUANG DALAM PENGATURAN RUANG PERPUSTAKAAN LEMBAGA UNTUK  MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar belakang
Perpustakaan sesuai dengan fungsinya merupakan pusat informasi yang sangat berpengaruh bagi peningkatan kualitas pendidikan sumber daya manusia di lingkungan sekitar. Perpustakaan merupakan salah satu badan pemerintah yang mendukung tingkat pendidikan dan sebagai salah satu lembaga informasi yang di gnakan sebagai tempat menggali potensi diri melalui membaca dan sarana rekreasi.  Perpustakaan mengoptimalkan layanan pada empat hal yaitu, sarana kegiatan pembelajaran, sarana informasi, sarana penelitian, dan sarana rekreasi.
Namun ke empat layanan itu tidak akan dapat berjalan dengan baik jika penataan ruangan tidak bersih, indah, aman, dan nyaman. Karena ruangan yang tidak nyaman akan membuat para pemustaka bisa bosan untuk dan enggan untuk berada di dalam ruang perpustakaan. Keadaan ruangan yang kotor juga bisa mengakibatkan rasa malas untuk masuk ruangan apalagi untuk membaca buku yang jelas – jelas butuh akan ketenangan kenyamanan dan konsentrasi dari pemustaka.
Untuk itu kegiatan penataan ruang perpustakaan sangatlah penting untuk di lakukan. Salah satu untuk membuat ruangan manjadi bersih, indah, tertata rapi, aman dan terasa nyaman. Selain itu dengan ruangan yang aman dan nyaman tentunya akan meningkatkan kwalitas layanan perpustakaan dan para pemustaka akan betah dan mau berkunjung lagi ke perpustakaan. Seperti halnya supermarket lebih aman, dan nyaman lebih banyak peminatnya dari pada pasar tradisional yang bau akan sayuran dan daging yang tidak di paket dengan indah. Walau harganya lebih mahal tetapi dengan polesan penataan yang bagus dan berkwalitas super market modern lebih diminati public. Untuk itu perpustakaan lembaga yang berisi orang orang cerdas, dan berpendidikan juga harus di lakukan penataan ruangan yang serius agar kwalitas layanannya semakin baik,. Dan di harapakan pula statistic penggunanya juga akan anik serta tingkat SDMnya pula.
1.2.            Rumusan Masalah
Makalah kami ini yang berjudul “Peran Tata Ruang Dalam Pengaturan Ruang Perpustakaan Lembaga Untuk Meningkatkan Kualitas Layanan”  mempunyai beberapa rumusan masalah, antara lain:
1.      Apa itu Tata ruang perpustakaan lembaga?
2.      Apa saja yang di butuhkan dalam Tata Ruang Perpustakaan?
3.      Bagaimana peran tata ruang dalam pengaturan ruang perpustakaan lembaga untuk  meningkatkan kwalitas layanan?

1.3.            Tujuan
Di dalam pembuatan makalah saya ini mempunyai beberapa tujuan,  adapun tujuan dari makalah saya yang berjudul “Peran Tata Ruang Dalam Pengaturan Ruang Perpustakaan Lembaga Untuk Meningkatkan Kualitas Layanan” adalah sebagai berikut:
1.      Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Tata Ruang dan Sarana Perpustakaan.
2.      Untuk mengetahui maksud dari tata ruang perpustakaan lembaga.
3.      Untuk mencari tahu  hal yang di butuhkan dalam tataruang perpustakaan.
4.      Untuk mengetahui peran tata ruang dalam pengaturan ruang perpustakaan lembaga untuk  meningkatkan kwalitas layanan.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.   Perpustakaan
Perpustakaan adalah merupakan hal yang penting untuk diadakan dan di perhatikan secara khusus karena melihat fungsi dan isinya. Namun untuk memperkuat teori tentang perpustakaan ada bebrapa pakar yang mendefinisikan perpustakaan. Salah satunya menurut sulistyo basuki yang mendefinisikan bahwa,
“Perpustakaan adalah sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 ). “
Sedangkan menurut UU RI No. 43 Th. 2007 Tentang perpustakaan pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa
“Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. ( pasal 1 ayat 1 UU RI No. 43 Th. 2007 Tentang perpustakaan )”
Namun lain lagi untuk perpustakaan khusus seperti perpustakaan lembaga, karena dalam UU RI No. 43 Th. 2007 Tentang perpustakaan pasal 1 ayat 7 juga telah di jelas kan bahwa,
“Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan, keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi lain. ( pasal 1 ayat 7 UU RI No. 43 Th. 2007 Tentang perpustakaan )”
Dari segitu banyak teori akan perpustakaan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa perpustakaan lembaga adalah sebuah institusi / organisasi perpustakaan yang memberikan pelayanan dan bertugas untuk melayani pemustaka di kalangan lembaga serta yang bertanggung jawab atas kegiatannya adalah pimpinan lembaga.
2.2.      Tata Ruang
Banyak pakar juga mengatikan tata ruang yang memang terdiri dari dua suku kata namun penulis hanya sekilas untuk melihat definisi ini, kare memang sudang jelas dalam UU kita yang menjelaskan bahwa,
Tata berarti pengaturan, penyusunan. Sedangkan “Ruang adalah suatu wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, ruang udara sebagai suatu kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk lainya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidup.”(UU No. 24 Th.1992).
Jadi menurut kesimpulan penulis, tata ruang adalah segala sesuatu yang berada dalam ruangan yang di bua dan, diatur sebagai wadah dalam suatu kegiatan dalam melakukan kegiatan.
2.3       Layanan & kualitas
Seperti ilmu lain banyak ahli yang mendefinisikan arti layanan. Namun penulis merujuk pada pengertian menurut A.B. Susanto & Himawan Wijanarko yang mendefinisikan bahwa,
“Layanan merupakan pengantar bagi aliran nilai tambah yang akan disampaikan kepada pelanggan, sampai nilai tambah itu dapat memenuhi kebutuhan atau harapan konsumen. (A.B. Susanto & Himawan Wijanarko)”
Sedangkan menurut Eko Suhartanto tentang layanan telah di jelaskan  bahwa,
“Layanan merupakan visualisasi dan perwujudan dari peluang yang memungkinkan apa yang kita rasakan sebagai peluang bisa turut dinimati orang lain. (Eko Suhartanto).”
Begitu juga dengan kwalitas, yang telah di definikan menjadisesuatu hal yang lebih luas yaitu,,
“kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Pendekatan yang dikemukakan Davis menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada aspek akhir yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan. Sangatlah mustahil menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui manusia dan produk yang berkualitas. (Davis dalam Yamit; 2004 : 8 ).”
Sedangkan menurut “Goetsch dan Davis (dalam Tjiptono, 2005:10) menjelaskan bahwa kualitas merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.”







BAB III
PEMBAHASAN
3.1.            Pengertian
 Tata berarti pengaturan, penyusunan. Sedangkan Gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang sepenuhnya diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sebuah perpustakaan. Disebut gedung apabila merupakan bangunan besar dan permanent, terpisah dari gedung lain sedangkan apabila hanya menempati sebagian dari sebuah gedung atau hanya sebuah bangunan (penggunan ruang kelas), relatif kecil disebut ruangan perpustakaan.
Segala sesuatu yang berada dalam ruangan yang di buat dan, diatur sebagai wadah dalam suatu kegiatan dalam melakukan kegiatan adalah arti dari tata ruang. Sedangkan Tataruang Perpustakaan Lembaga adalah usaha untuk mengatur atau menyusun ruangan perpustakaan lembaga dengan sedemikian rupa sehingga dapat tercipta suasana yang indah, rapi, bersih, aman dan nyaman bagi para petugas dan pemakai perpustakaan.
Sedangkan kualitas layanan dilihat dari peran tata ruang perpustakaan lembaga adalah tingkat kondisi ruangan perpustakaan untuk mendukung kegiatan jasa perpustakaan lembaga untuk memenuhi atau melebihi yang di harapkan publik.
3.2.             Hal Yang Di Butuhkan Dalam Kegiatan Tata Ruang Perpustakaan Lembaga
Dalam melakukan tata ruang perpustakaan banyak hal yang di butuhkan, agar dalam melakukan tata ruang dapat tertata dengan baik dan sempurna. Sebelum melakukan tata ruang perpustakaan perlu kita ketahui bersama bahwa penataan ruangan adalah hal yang mutlak perlu di lakukan oleh pustakawan agar ruang kerja dan ruang layanan perpustakaan dapat tercipta suasana yang rapi, bersih, indah dan nyaman, serta dapat meningkatkan kwalitas dari jasa layanan yang kita sediakan. Sehingga dengan kenyamanan dari ruangan perpustakaan dapat memberi efek kepada para pemakai perpustakaan agar merasa betah dan mau datang lagi ke perpustakaan.
Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tata ruang perpustakaan adalah seperti di bawah ini:
a.                   Letak Ruangan
Sebelum melakukan panataan ruangan dengan tentu di perhatikan dahulu letak ruang perpustakaa lembaga. Karena letak ruangan perpustakaan harus stratis dan mudah di jangkau oleh para pegawi lembaga. Apalagi perpustakaan lembaga melayani orang – orang penting yang punya banyak kesibukan. Untuk itu letak ruangan harus pada jalur lalulintas kegiatan lembaga yang strategis, bukan terletak di belakang samping gudang/toilet.
Berikut rancangan letak ruangan Perpustakaan yang strategis untuk di dirikannya ruang perpustakaan lembaga:








 













b.                  Bentuk Ruang
Sebelum menata ruangan perlu di ketahui bahwa bentuk ruang yang paling efektif adalah ruangan yang berbentuk bujur sangkar. Mengapa demikian? Jawabannya adalah karena ruang berbentuk bujur sangkar, merupakan ruang yang paling  mudah dan fleksibel dalam pengaturan perabot apalagi bila rak buku yang dimiliki banyak dan lalu lintas pengunjung yang ramai. Selain itu bentuk ini juga paling mudah dan baik untuk pengaturan penerangan, karena bentuknya yang tidak tertutup tembok.
Untuk itu ruang perpustakaan pada lembaga yang saya rancang ini juga berbentuk bujur sangkar. Dan bisa di lihat pada gambar letak ruangan dan bentuk ruangan dari masing – masing ruangan yang ada di lembaga.
c.          Tata Ruang
Merencanakan tata ruang harus di dasari dengan hubungan antar ruang yang dipandang dari segi efisiensi, alur kerja, mutu layanan, keamanan dan pengawasan. Penempatan perabotan perpustakaan diletakkan sesuai dengan fungsi dan berdasarkan pembagian ruang diperpustakaan sebagai contoh :
-        lobi lemari penitipan barang, papan pengumuman dan pameran, kursi tamu, meja dan kursi petugas
-        ruang peminjaman meja dan kursi sirkulasi, kereta buku, lemari arsip, laci-laci kartu pengguna, jika sudah otomosi maka computer , bacode reader dan kursi petugas.
-        ruang koleksi buku rak buku baik dari satu sisi atau dua sisi, kereta buku, tangga beroda
-        ruang baca meja kursi baca kelompok, perorangan ( studi karel) dan meja kamus
-        ruang administrasi meja kursi petugas, lemari arsip, mesin ketik, komputer, telpon, kereta buku, lemari buku dsb.
Pada perpustakaan lembaga kali ini saya sebagai penulis akan membuat tata ruang perpustakaan lembaga agar kualitas layanan dapat meningkat. Adapun denah tataruang yang sekiranya dapat meningkatkan layanan perpustakan dapat di lihat pada gambar di bawah ini:


Rounded Rectangle: Meja sirkulasiText Box: Meja kerja pustakawanText Box: Rak            bukuText Box: Rak         bukuText Box: Rak buku
 















d.       Penerangan, Ventilasi, Perabot Serta Pengamanan
Untuk penerangan pada ruang perpustakaan lembaga ini butuh sekitar 6 lampu, dan tidak menggunakan ventilasi untuk penyejuk ruangan tetapi menggunakan AC, selain itu perabot juga di adakan dengan perabotan yang nyaman dan berkulitas agar kualitas pelayanan juga akan lebih bagus. Namun untuk standar perpustakaan biasa bisa menggunakan hal sebagai berikut:
a)      penerangan
Penerangan harus diatur sehingga tidak terjadi penurunan gairah membaca atau membuat silau. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghindari sinar matahari langsungserta memilih jenis yang dapat memberikan sifat dan taraf penerangan yang tepat dengan kebutuhan, misalnya :
-        lampu pijar : memberikan cahaya setempat
-        lampu TL/PL/Fluorescent : memberikan cahaya yang merata
-        lampu sorot ; memberi cahaya yang terfokus pada obyek tertentu
b)      Ventilasi
Ventilasi dalam perpustakaan harus diperhatikan karena selain untuk kenyamanan petugas dan pengguna ventilasi juga diperlukan untuk bahan pustaka. Ada 2 macam sistem ventilasi :
o       Ventilasi pasif .
o       Ventilasi aktif
c)         Perabot
Perabot disini adalah kursi dan meja baca pemustaka. Karena perpustakaan lembaga berisi SDM yang kelas menengah keatas, dan sudah biasa di manjakan dengan fasilitas rumah mereka, perpustakaanya juga harus di sesuaikan dengan tipe SDM yang ada. Untuk meja baca sebaiknya gunakan meja baca yang simple namun santai dan tidak terlalu formal sepaerti perpustakaan pada umumnya. Sedangkan untuk kursi pemustaka carilah kursi kerja berputar yang berroda, agar pemakai di manjakan dengan kenyamanannya, sehingga para pemustaka akan sangat nyaman dan merasa santai saat membaca di perpustakaan.
d)         Pengamanan
Untuk menjaga keamanan perpustakaan perlu antisipasi bila terjadi sesuatu seperti kebakaran, bencana alam, hama dll.
-        Kebakaran Penempatan jalam darurat kearah luar pada tempat-tempat strategis yang mudah dicapai Pemilihan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar Penyediakan alat-alat pemadam kebakaran Alat pendeteksi kebakaran ( alarm sistem)
-        Gempa bumi, angin topan, air hujan, banjir dan petir Perencanaan ketinggian permukaan lantai dasar lebih tinggi dari pada tanah disekitar bangunan Sistem drainasi pembuangan air hujan jangan menimbulkan genangan pada halaman perpustakaan Perencanaan bangunan tahan gempa Memasang system penangkal petir terutama pada bangunan bertingkat
-        Hama Pemilihan bangunan yang tahan hama Mengurangi celah-celah kecil pada bangunan yang dapat dijadikan rumah tikus Memberikan suntikan anti rayap disekeliling bangunan
-        Pencurian bahan pustaka Sistem perencanaan satu pintu keluar masuk Peletakan lubang/jendela untuk ventilasi dilakukan pada tempat yang sullit dijangkau
e.       Penggunaan Rambu-Rambu
Rambu-rambu dalam perpustakaan selain untuk memperindah ruangan juga membantu pengguna menemukan dan memanfaatkan koleksi dan fasilitas perpustakaan secara maksimal. Rambu-rambu dibuat dalam bentuk tulisan, simbol ataupun gambar. Contoh rambu di dalam perpustakaan seperti simbol atau tulisan “ meja informasi”, “ Penitipan Barang “, ‘ Harap Tenang” atau “Dilarang merokok”. Dalam mendesain rambu di perpustakaan perlu memperhatikan huruf, hendaknya huruf yang sederhana mudah dibaca dari jauh dengan ukuran yang proposional. Kata-kata yang digunakan juga harus yang singkat lugas, informasi secukupnya dan konsisten. Di dalam penempatan ramburambu perpustakaan biasanya menggunakan metode digantung diplafon diatara rak, ditempel didinding atau perabot, ditempatkan berdiri diatas lantai atau perabot perpustakaan.
Untuk lebih meningkatkan layanan kenyamanan dan keindahan perpustakaaan lembaga alangkah baiknya rambu rambu ini di buatkan dengan ukuran dan kaligrafi dan di bingkai dengan indah sehingga akan menambah kecantikan pandangan dan membuat nyaman jika di baca.
3.3.            Peran Tata Ruang Dalam Pengaturan Ruang Perpustakaan Lembaga Untuk  Meningkatkan Kwalitas Layanan
Setelah kita lihat hal yang perlu di perhatika dan ruang lingkup dari tata ruang perpustakaan, khususnya untuk perpustakaan lembaga maka dapat kami simpulkan bahwaq peran tata ruang perpustakaan untuk meningkatkan jasa layanan perpustakaan sangatlah berperan. Coba anda bayangkan jika rumah anda indah bersih dan tertata rapi bagi man pendapat saudara?? Tentu akan betah dan nyaman tinggal di rumah. Begitu pula dengan perpustakaan apabila tata ruangannya indah maka pemakai akan menikmati layanan ruangan yang nyaman indah dan membuat betah untuk berlama lama berada di perpustakaan.
Dari situ juga terlihat bahwa layana perpustakaan yang paling utama di nikmati adalah jasa penataan ruangan dan suasana ruangan. Karena pemakai sebelum menikmati layanan iniformasi dan yang lainnya pertama yang di suguhkan adalah letak ruangannya. Dari pintu masuk, layanan, sampai keluar pemakai akan selalu menikmati jasa tata ruang.
Maka dari itu dapat di rincikan peran tata ruang dalam meningkatkan jasa layanan perpustakaan lembaga khususnya pengaturan ruangannya adalah sebagai berikut:
1.      Memberi kesan nyaman saat masuk dan akan menggunakan layanan lain di perpustakaan saat memasuki perpustakaan.
2.      Pemustaka akan merasa betah dengan keindahan dan kerapian penataan ruangan, sehingga memudahkan pemustaka dalam mencari bahan pustaka yang akan di manfaaatkan pada rak buku.
3.      Mendukung kemudahan dalam pencarian bahan pustaka dena penataan rak yang tapat dan sistematik.
4.      Mempermudah pemustaka menggunakan layanan OPAC karena penataanya berada di paling depan.
5.      Dengan penataan penerangan yang baik akan meningkatkan layanan membaca di tempat karena terangnya ruangan.
6.      Dengan penataan AC / penyejuk lainnya dapat menyihir pemustaka untuk tetap diam dan membaca di perpustakaan.
7.      Peran yang paling utama dati penataan ruangan adalah membuat semua layanan yang ada/ di sediankan di perpustakaan ikut meningkat karena kualitas penataan ruangan yang baik akan membawa manfaat yang baik pula untuk kegiatan lainnya. Seperti : meningkatkan kenyaman pengunjung dan menarik minat pengunjung datang, meningkatkan kinerja para pegawainya sehingga akan meningkatkan output layana perpustakaan.


BAB IV
PENUTUP
1.  Kesimpulan
Tata ruang adalah Segala sesuatu yang berada dalam ruangan yang di buat dan, diatur sebagai wadah dalam suatu kegiatan dalam melakukan kegiatan. Sedangkan Tataruang Perpustakaan Lembaga adalah usaha untuk mengatur atau menyusun ruangan perpustakaan lembaga dengan sedemikian rupa sehingga dapat tercipta suasana yang indah, rapi, bersih, aman dan nyaman bagi para petugas dan pemakai perpustakaan. Jadi kualitas layanan dilihat dari peran tata ruang perpustakaan lembaga adalah tingkat kondisi ruangan perpustakaan untuk mendukung kegiatan jasa perpustakaan lembaga untuk memenuhi atau melebihi yang di harapkan publik.
Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tata ruang perpustakaan adalah: 1. Letak Ruangan,; 2. Bentuk Ruang,; 3. Tata Ruang,; 4. Penerangan, Ventilasi, Perabot Serta Pengamanan,; 5. Penggunaan Rambu-Rambu. Dengan adanya penataan semua hal ini maka akan meningkatkan kualitas dari layana perpustakaan. Karana ruang adalah unsure utama dari terbentuknya sebuah perpustakaan. Tanpa danya ruangan maka perpustakaan tidak akan dapat terwujud.
Begitu juga peran tata ruanga denga pengaturan ruangannya dalam neningkatkan kualitas layana perpustakaan lembaga sangat berperan karena denga penataan yang baik dapat membuat semua layanan yang ada/ di sediankan di perpustakaan ikut meningkat karena kualitas penataan ruangan yang baik akan membawa manfaat yang baik pula untuk kegiatan lainnya. Seperti : meningkatkan kenyaman pengunjung dan menarik minat pengunjung datang, meningkatkan kinerja para pegawainya sehingga akan meningkatkan output layana perpustakaan.
2.  Saran
 Untuk itu para pustakawan khususnya yang bekerja di perpustakaan lembaga sebaiknya perhatika pula tata ruangnya, karena tata ruang yang baik juga akan memberikan efek pada yang baik pada kuaitas layana perpustakaan. Jangan menyepelekan tata ruang karena sega susuatunya apabila tidak di tata maka tidak akan berjalan sesuai denga harapan. Apapun itu.


DAFTAR PUSTAKA
Diklat Pengelola Perpustakaan MTs. Depag Prov. Jatim Surabaya, 1-10 November 2006 & telah diterbitkan pada Mimbar Pustaka Jatim No 01/Th.I/Januari-Maret 2007. Edited by Alif.
Perpustakaan dan masyarakat. Sutarno NS. Ed. Rev. .-- Jakarta: Sagung seto, 2006.
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Undang – undang republic Indonesia nomor 23 tahun 2007. - - tentang Perpustakaan.

KRITERIA BACAAN ANAK DAN REMAJA PADA PERPUSTAKAAN


 KRITERIA BACAAN ANAK DAN REMAJA PADA PERPUSTAKAAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Kehidupan suatu bangsa erat sekali kaitannya dengan tingkat pendidikan. Pendidikan bukan hanya sekedar mengawetkan budaya dan meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi juga diharapkan dapat mengubah dan mengembangkan pengetahuan. Pendidikan juga bukan hanya menyampaikan keterampilan yang sudah dikenal, tetapi harus dapat meramalkan berbagai jenis keterampilan dan kemahiran yang akan datang, dan sekaligus menemukan cara yang tepat dan cepat supaya dapat dikuasai oleh generasi penerus. Generasi penerus kita adalah tergantung pada anak dan remaja pada zaman sekarang. Untuk itu kita sebagai pustakawan harus menyesuaikan tingakat bacaan untuk mereka.
Penyesuaian bacaan yang di maksud disini adalah penyesuaian tingkatan atau kriteria bacaan bagi anak dan remaja, misalnya bacaan di sesuaikan dengan tingkatan umur, berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat informasi yang di sampaikan bahkan sampai ke tingkat rekreasi yang terkandung dalam sebuah bacaan. Sehingga dengan adanya pembagian tingkatan pada bacaan anak dan remaja nantinya akan berefek pada tingkat kualitas minat baca pada generasi kita. Karena lewat bacaan yang mereka baca nantinya kan berpengaruh juga pada tingkahlaku dan msa depan yang akan mereka tempuh.
Banyak pakar mengatakan bahwa jika perpustakaan di suatu Negara itu baik maka baik pula Negara itu, sehingga dari ungkapan itu dapat di klarifikasikan bahwa kwalitas Negara saja dapat dinilai dari efektifitas dan kwalitas perpustakaan yang ada. Mengapa demikian karena perpustakaan yang berisi berbagai macam literature/ bacaaan ini semuanya mengandung akan informasi, ilmu pengetahuan, dan juga kebudayaan yang sangat luar biasa.
1.2       Rumusan Masalah
Dalam makalah kami ini yang berjudul “ Kriteria Bacaan Anak dan Remaja pada Perpustakaan ” mempunyai beberapa rumusan masalah, antara lain:
1.      Apa itu bacaan?
2.      Bagaimana kriteria bacaan anak dan remaja??
1.3       Tujuan
Di dalam pembuatan suatu makalah / karya ilmiah pasti mempunyai suatu tujuan, adapun tujuan dari makalah kami yang berjudul “ System Penyeleksian Literature Perpustakaan Pada Tingkat Fakultas ” adalah sebagai berikut:
1.      Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Literatur Anak dan Remaja.
2.      Untuk mengetahui dan mendalami teori bacaan
3.      Untuk mengetahui kriteria dari bacaan anak dan remaja




BAB II
KAJIAN TEORI
2.1       Bacaan / Literatur
Menurut ALA Glosary of Library and information Science (1983) mendefinisikan bacaan / iterature sebagai berikut:
Literatur adalah bahan bacaan yang digunakan dalam berbagai aktifitas baik secara intelektual maupun rekreasi.(1983)”

Sedangkan menurut sulistyo basuki dalam bukunya pengantar ilmu perpustakaan bahwa
“literature adalah merupakan dokumen. (1996)”
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia mengartikan bahwa:
Bacaan adalah (buku,dst) yang dibaca.
Dari pengetian di atas dapat di tegaskan bahwa literature/ bacaan dalah suatu bahan bacaan (tentunya berupa huruf/angka/ gambar) yang dapat di gunakan untuk beraktifitas secara intelek dan berupa kumpulan tulisan (dokumen/buku).
2.2       anak dan remaja
Berdasarkan pembagian psikologi perkembangan usia manusia, di golongkan berdasarkan umur sebagai berikut :
-         bayi lahir-3 tahun
-         balita 4-6 tahun
-         anak 7-12 tahun
-         remaja 13-18 tahun
-         dewasa awal 19-39 tahun
-         dewasa tengah 40-60 tahun
-         dewasa akhir (lansia) 61 tahun-mati
“Anak adalahn merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja.”
Sedangkan menurut Sri Rumini & Siti Sundari menerangkan tenteng remaja dan mendefinisikannya bahwa:
“Masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.  Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. (2004: 53)”
Dari teori itu dapat di simpulkan bahwa anak adalah satu peralihan/perubahan dari masa bayi/ balita sampai pada masa remaja, jika menggunakan umur maka anak adalah manusia yang berumur dari 7-12tahun. Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari masa anak anak sampai pada masa dewasa, dan juka menggunakan umur maka remaja adalah manusia yang berda pada umur 13-18 tahun.
2.3       Perpustakaan
Dalam bukunya pengentar ilmu perpustakaan Dr. sulistyo basuki telah mendefinisikan arti dari sebuah perpustakaan, yaitu:
Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 ).
Sedangkan dalam undang undang No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, pemerintah RI lewat undang undangya menjelaskan arti sebuah perpustakaan yang berbunyi bahwa:
“Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. ( pasal 1 ayat 1 UU RI No. 43 Th. 2007 Tentang perpustakaan )”

Dari kedua teori tersebut maka dapat kami simpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu institusi dengan berupa gedung yang digunakan untuk menghimpun, menyimpan, mengelola dan menyebarkan informasi baik dalam bentuk tercetak maupun non cetak untuk di manfaatkan oleh pemustaka dengan sisterm yang baku berdasarkan ilmu perpustakaan.













BAB III
PEMBAHASAN

A.     Pengetian
Menurut “ALA Glosary of Library and information Science (1983) Literatur adalah bahan bacaan yang digunakan dalam berbagai aktifitas baik secara intelektual maupun rekreasi.” Sedangkan dalam KBBI “bacaan merupakaan (buku,dst) yang di baca.”
Dari pengetian di atas dapat di tegaskan bahwa literature/ bacaan adalah suatu bahan bacaan (tentunya berupa huruf/angka/ gambar) yang dapat di gunakan untuk beraktifitas secara intelek dan berupa kumpulan tulisan (dokumen/buku). Bacaan ini sangat banyak sekali macamnya dari mulai fiksi, komik, buku pelajaran, sejarah, ensiklopedi, buku teks, dan lain sebagainya. Sehingga dari begitu banyak bacaan dapat di golongkan dalam criteria bacaan yang ada.
Dari teori rujukan yang kita pakai teori anak dan remaja dapat disimpulkan bahwa anak adalah satu peralihan/perubahan dari masa bayi/ balita sampai pada masa remaja, jika menggunakan umur maka anak adalah manusia yang berumur dari 7-12tahun. Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari masa anak anak sampai pada masa dewasa, dan juka menggunakan umur maka remaja adalah manusia yang berda pada umur 13-18 tahun.
Sedangkan perpustakaan seperti yang sudah kita ketahui bahwa pengertiannya tidak asing lagi bagi kalangan kita pustakawan. Tetapi alangkah baiknya kalo penulis definisikan secara singkat. Adapun pengertian perpustakaan adalah suatu institusi dengan berupa gedung yang digunakan untuk menghimpun, menyimpan, mengelola dan menyebarkan informasi baik dalam bentuk tercetak maupun non cetak untuk di manfaatkan oleh pemustaka dengan sisterm yang baku berdasarkan ilmu perpustakaan.
B.     Kriteria Bacaan Anak dan Remaja
Dalam sebuah perpustakaan yang sifatnya untuk melayani masyarakat tentu mempunyai kriteria dalam memberikan informasi, baik kriteria untuk bacaaan anak, remaja, dewasa, dan pekerja bahkan untuk masyarakat golongan atas yang berpendidikan tinggi. untuk itu seorang pustakawan harus mengetahui benar - benar keadaaan dan ruang lingkup masyarakat yang di layaninya. Seperti istilah yang akhir - akhir ini sering muncul dalam seminar- seminar bahwa seorang pustakawan harus mau menjemput bola bukan menunggu bola. Artinya kita sebagai pustakawan harus mau membujuk, mengarahkan serta membimbing masyarakatnya supaya mereka mau datang dan menggunakan jasa perpustakaan.
Namun selain untuk beriklan, membujuk, dan membimbing atau dengan kata lain menjemput bola. Pustakawan juga harus mempersiap segi internalnya. Antara lain pelayanan, sarana prasarana, kualitas koleksi dan lainya. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak dan remaja sebagai generasi penerus kita juga tidak boleh main - main dalam memberikan layanan kepada mereka terutama pada jenis bacaan yang dilayangkan untuk mereka. Karena jika salah memberikan bacaan kepada mereka dampaknya akan berefek pada masa depan anak itu.
Untuk itu ada beberapa kriteria perpustakaan dalam memberikan dan menghimpun informasi untuk anak dan remaja. Khususnya untuk perpustakan sekolah sesuai dengan jenjang anak dan remaja. Adapun kriteria bacaan anak dan remaja yang seharusnya diadakan adalah sebagai berikut:
1.      Menurut kelompok umur
Menurut tingkatan umur dari anak dan remaja  penggolongan anak adalah umur 7-12tahun dan remaja umur 13-18 tahun. Jika di definisikan anak berarti berada pada jenjang kelas 1SD sampai kelas 6SD. Sedangkan umur remaja berada pada tingkat SMP hingga tingkan SMA. Memang pada jenjang ini sangatlah rentan akan pengeruh dari dunia luar seperti bacaan yang di baca dan pergaulan yang di geluti. Adapunkriteria bacaan dari masing – masing jenjang umur anak dan remaja adalah sebagai berikut:
a.       Anak umur 7-9 tahun sebaiknya di suguhi dengan bacaan yang sifatnya dasar dan pengenalan huruf, kalimat dan cara membaca tepat. Karena dalam tahapan ini masih baru mengenal bacaan sehingga perlu bimbingan khusus dari guru dan orangtua dalam membaca bacaannya yang mungkin memang masih belumlancar dalam membaca.
b.      Anak umur 10-12 tahun adalah masa perkembangan anak dan dapat di lihat minat baca pada anak umur ini. Untuk itu adar minat baca anak tidak turun kriteria pada umur ini sebaiknya banyak di suguhi dengan bacaan – bacaan religi cerita tentang tokoh agama, cerita cerita fiksi dan bisa di selingi dengan pendidikan sesuai jenjang pendidikan formalnya.
c.       Remaja umur 13-15 tahun adalah masa anak/ remaja mulai mengenal dunia luar. Untuk itu sebaiknya kriteria bacaan untuk anak usia ini bisa diberi materi yang sifatnya persahabatan, ceriata petualangan sehingga minat baca dari meraka tidak punbah dan terus bertambah. Tak ketinggalan juga bacaan untuk meraka adalan bacaan pendidikan formal yang di selingi denan cerita seperti pelajaran matematika dengan bercerita dahulu dan menyisipkan angka angka pada setiap materinya.
d.      Remaja umur 16-18 tahun adalah adalah masa remaja duduk di bangku SMA dimana pada masa ini banyak remaja yang mulai salah mengartikan persahabatan dan akhirnya berlanjut ke jenjang cinta, cinta lokasi. Untuk kriteria pada usia remaja ini sebaiknya di perbanyak koleksi yang sifarnya cerita fiksi yang sifatnya religi sehingga para remaja di usia ini akan lebih mengenal tentang keagaman dan merubah persepsi persahabatan yang berujung cinta menjadi larangan pada agamanya sehingga di harapkan denga adanya bacaan yang sifatnya religi remaja kita dapat terkontrol rasa ingintaunya lewat sinergi positif dari bacaan religi yang meraka baca.
2.      Menurut tingkat edukatif/ pendidikan
Jika di lihat dari segi edukatif atau pendidikan tentunya kita haru melihat jenjang pendidikan formal yang anak dan remaja jalani. Sehingga dalam kriteria ini pelu pembagian tingkat pendidikannya. Adapun kriteria bacaan jika dilihat menurut tingkat edukatif adalah sebagai berikut:
a.       Anak duduk pada bangku kelas 1-2 Sekolah Dasar
Untuk anak yang duduk pada bangku SD kelas 1-2 sebaiknya kriteria bacaannya adalah:  buku belajar membaca, buku belajar menulis, buku untuk bimbingan membaca dengan cermat. Selain itu juga buku bku belajar berhitung, belajar penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian angka angka dan jumlah angkanya juga harus di sesuaikan dengan kurikulum formal yang berlaku.
b.      Anak duduk pada bangku kelas 3-6 Sekolah Dasar
Untuk anak yang duduk di bangku ini sebaiknya di sediakan bacaan yang sifatnya sesuai dengan kurikulum sekolah sehingga dapat menunjang kegiatan PBM yang mereka geluti dan bisa koinsentrasi pada materi sekolahnya.seperti:
-         Buku paket matematika, IPS, IPA dan sejenidnya.
-         Buku pintar bahasa inggir, b,. Indonesia, dsj.
-         Dan buku buku kamus ringkas.
c.       Remaja duduk pada tingkat SMP
Begitu juga untuk remaja pada jenjang SMP sebaiknya baccan yang mengandung pendidikan semestinya di sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku agar bisa mendukung pengetauannya pada materi PBM yang mereka geluti.seperti:
-         Buku pintar bah. Ingris
-         Kamus cepat belajar bahasa
-         Buku latihan UAS/UAN
-         LKS, dan buku paket lainnya.
d.      Remaja duduk pada tingkat SMA
Sedangkan kriteria untuk tingkat SMA sebaiknya disediakan pendidikan yang sifatnya ketrampilan. Kartena rasa ingin tahu dari remaja di tingkat ini tergolong sangat besar sehingga harus ada arahan pendidikan ketrampilan khusus pada jenjang ini. Denga kriteria pendidikan yang mengutamakan ketrampilan diharapkan nanti remaja bisa mempunyai sifat mandiri dan tanggung jawab pada ssan meraka menginjak usia dewasa. Adapun contoh bacaan untuk jenjang SMA adalah:
-         Buku paket sekolah
-         Buku Cara praktis belajar Ms. Word
-         Buku latihan UAS/UAN
-         Cara cepat megetik computer dengan 10jari
-         Cara menjari jati diri
-         Cara menghitung cepat dalam ilmu matematika, dsb.
3.      Menurut tingkat informasi
Untuk kriteria bacaan anak dan remaja jika dilihat dari segi informasinya dapat di bedakan menurut jenjang pendidikan formal pula yaitu berdasarkan jenjang SD, SMP, dan jenjang SMA. Adapun macam kriterianya adalah sebagai berikut:
a.       Kriteria bacaan yang bersifat informasi untuk anak SD
Untuk informasi pada jenjang SD sebaiknya bacaan yang bersifat :
-         pendidikan keseharian seperti tata cara makan, tatacara mandi, tidur, untuk bangun pagi dsb.
-         Yang mengandung informasi tentang cerita tokoh teladan.
-         Mengandung informasi tentnag cerita kepahlawanan, dan cerita kemrdekaan.
Diharapkan dengan informasi yang di berikan ini anak yang msih suka menghayal dapat tertanam khayalan yang baik dan bersifat berani dan tnggung jawab seperti para tokoh yang di ceritakan.
b.      Kriteria bacaan yang bersifat informasi untuk remaja tingkat SMP.
Untuk tingkat SMP sebaiknya kriteria bacaannya mengandung informasi tentang:
-         Sebaiknya mengandung informasi tentang pemantapan cita – cita yang meraka cita citakan di saat berada pada jenjang Sekolah Dasar.
-         Pendalaman cerita kepahlawanan, tentang praktek untuk menjadi orng teladan.
-         Informasi yang mengutamakan keadilan dan kejujuran. Agar remaja di jenjang ini tidak terpengaruh jeleknya lingkungan luar  yang masih baru di jalaninya.
c.       Kriteria bacaan yang bersifat informasi untuk ramaja tingkat SMA.
Sedangkan untuk informasi pada jenjang SMA bacaanya memoiliki kriteria yang mengandung informasi tentang:
-         Informasi tentang pendidikan yang terus berkembang dan persainagan pendidikan yang kiat ketat agar semakin terus menumbuhkan minat untuk belajar.
-         Pemantapan ketrampilan
-         Informasi tentang ketrampilan yang dapat memberikan penghasilan dan kemandirian
-         Informasi tentang trend kegiatan positif di zaman yang sedang berkembang
4.      Menurut tingkat rekreasi
Menurut tingakat rekreasi bacaan anak dan remaja memiliki kriteria sebagai berikut:
a.       Kriteria bacaan anak
Pada bacaan anak anak untuk tingkat rekrasinya sebaiknya mengandung akan cerita – cerita tokoh idaman seperti tokoh kartun yang sifatnya kepahlawanan, cerita si unyil, cerita dongeng si kancil, dongeng timun mas, dan dongeng lainnya yang sifatnya member pemikiran positif pada anak anak.
b.      Kriteria bacaan remaja jenjang SMP
Untuk kriteria tingakt sms bacaan yang sifarnya rekreatif sebaiknya di taru bacaan tentang sejarah kepahlawanan, cerita kemerdekaan, dongeng maling kundang, dongeng gunung tangkuban perahu, danau toba. Sehingga meraka dapat memetik hikmah dari apa yang di baca dan dapat menjadi media rekreasi bagi remaja di timgkat SMP.
c.       Kriteria bacaan remaja pada jenjang SMA.
Untuk kriteria bacaan yang bersifat rekreatif untuk kalangan remaja tingkat SMA sangat sulit di sediakan karena jarangnya bahan pustaka yang ada dan kebanyakan anak remaja yang duduk di bangku ini lebih suka bacaan novel, cerpen dan majalah, bahkan tabloid - tabloid remaja yang sudah membahas masalah dewasa. Untuk itu kriteria yang seharusnya ada untuk bacaan remaja tingkat ini adalah Cerita remaja yang bersifat religi dan pepahlawanan. Bukan cerita novel percintaan. Contoh bacaan yang bersifat rekreasi buat remaja ini, misalnya: buku yang berjudul habis gelap terbitlah terang karya dari R.A. Kartini, dan sebagainya.

















BAB IV
PENUTUP
1.  Kesimpulan
Bacaan adalah suatu bahan bacaan (tentunya berupa huruf/angka/ gambar) yang dapat di gunakan untuk beraktifitas secara intelek dan berupa kumpulan tulisan (dokumen/buku). Bacaan ini sangat banyak sekali macamnya dari mulai fiksi, komik, buku pelajaran, sejarah, ensiklopedi, buku teks, dan lain sebagainya. Sehingga dari begitu banyak bacaan dapat di golongkan dalam criteria bacaan yang ada. Untuk itu perpustakaan harus pitar pintar memilih bacaan untuk anak dan remaja agar dapat memberikan efek positif dari apa yang di layankan oleh perpustakaan atas bacaan yang disediakan.
kriteria bacaan anak dan remaja dapat di golongkan menjadi beberapa kriteria antaralain: 1. kriteria bacaan anak dan remaja berdasarkan tingkat umur.; 2. Kriteria bacaan anak dan remaja berdasarkan tingkat edukatif / pendidikan.; 3. Kriteria bacaan anak dan remaja berdasarka tingkat informasi yang di kandung.; 4. Kriteria bacaan anak dan remaja berdasarkan tipe rekreasi dari bacaan.
2.  Saran
Sebagai pustakawan yang melayani pemustaka usia anak dan remaja sebaiknya mempertimbangkan secara matang atas pengadaan danpenghimpunan bahan bacaan/ pustaka di perpustakaan. Sehingga anak dan remaja akan mendapatkan informasi sesuai dengan tingkat kebutuhan mereka.



DAFTAR PUSTAKA
Kajian ilmu perpustakaan: Literatur primer, sekunder dan tersier/ Oleh: gatot subrata, s.kom,-- Malang: Universitas Negeri Malang, (sa).
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993.





iv